Pintu dan Lampu Otomatis Kandang Ayam
1. Judul dan
Tujuan [Kembali]
Judul : Pintu dan Lampu Otomatis Kandang Ayam
Tujuan: * Mengetahui cara kerja sensor PIR, Sensor LDR, Sensor Infrared
* Mengetahui prinsip kerja dari kran otomatis menggunakan sensor PIR,
Sensor LDR, Sensor Infrared
2. Alat dan
Bahan
a.
PIR (Passive Infra Red)
Sensor PIR (Passive Infra Red)
adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah
dari suatu object. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak
memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah
dari luar.
gambar sensor PIR
b.
Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam
kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya
(FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal,
yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya
misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar
daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output
Kolektor.
Transmitor 2N2222
c.
Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin
dan didesain untuk mengatur tegangan
listrik dan arus listrik.
Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat
memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin
dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus
yang mengalir,
berdasarkan persamaan hukum Ohm:
V = I R
Resistor digunakan sebagai bagian dari
rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu
komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari
bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat
dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang
dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise),
dan induktansi.
Cara membaca resistor
d.
Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang
dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical
(Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil)
dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik
yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V
dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya)
untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Fungsi
bagian –bagian relay
e.
OP-AMP (LM741)
Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan
istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai
Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda,
Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga
memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang
frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier
sering disebut juga dengan Penguat Operasional.
Terminal yang terdapat
pada Simbol Op-Amp (Operational Amplifier/penguat operasional) diantaranya
adalah :
1.
Masukan non-pembalik (Non-Inverting) +
2.
Masukan pembalik (Inverting) –
3.
Keluaran Vout
4.
Catu daya positif +V
5.
Catu daya negatif -V
f.
Dioda
Dioda (diode) yaitu
komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan punya
fungsi buat menghantarkan arus listrik ke satu arah, tapi menghambat arus listrik
dari arah sebaliknya.
Di ilmu Fisika dioda dipakai penyeimbang arah rangkaian
elektronika. Elektronika ada 2 terminal yaitu anoda berarti positif dan katoda
berarti negatif. Prinsip kerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan
positif dan negative semikonduktor. Jadi, anode bisa menghantarkan arus litrik
dari anoda menuju katoda, tapi kalo sebaliknya katoda ke anoda.
3. Dasar
Teori
a)
Sensor PIR
Sensor PIR (Passive Infrared) adalah suatu
alat yang berfungsi untuk mengindra atau menangkap suatu besaran fisis
(temperatur suhu tubuh manusia) dan merubahnya kebentuk sinyal listrik. Sesuai
namanya, Passive Infrared, sensor ini bersifat pasif. Sensor ini menerima
sinyal infrared yang dipancarkan oleh suatu objek yang bergerak (dalam hal ini
tubuh manusia). Saat ini dipasaran banyak sekali terdapat jenis sensor PIR,
seperti halnya peralatan elektronik yang lainnya, harganya tergantung dari
negara pembuat, kwalitas dan juga Merk-nya. Salah satu model sensor PIR adalah
dapat dilihat pada gambar.
Sensor PIR
mempunyai dua elemen sensing yang terhubungkan dengan masukan, seperti gambar
diatas. Jika ada sumber panas yang lewat di depan sensor tersebut, maka sensor
akan mengaktifkan sel pertama dan sel kedua sehingga akan menghasilkan bentuk
gelombang seperti ditunjukkan dalam gambar berikut.
Berikut ini
adalah Karakteristik dari sensor PIR:
1. Tegangan
operasi 4.7 – 10 Volt
2. Arus
standby (tanpa beban) 300 µA
3. Suhu
kerja antara -20o C – 50o C
4. Jangkauan
deteksi 5 meter
5. Kecepatan
deteksi 0.5 detik
Selain itu,
sensor PIR juga sangat mudah digunakan karena hanya menggunakan satu pin I/O
sebagai penerima informasi sinyal gelombang infra merah yang dapat dihubungkan
ke Mikrokontroler.
Keterangan
dari pin-pin sensor PIR :
Pin - (Vss)
: Dihubungkan ke ground atau Vss
Pin + (Vdd)
: Dihubungkan ke +5 Vdc atau Vdd
Pin OUT
(Output ) : Diberikan untuk penyetelan keluaran yang diinginkan.
b)
Transistor
npn
Pada transistor npn, pergerakan pembawa Arus Negatif (Elektron) melalui wilayah Basis yang
merupakan aksi transistor, karena elektron menyediakan hubungan antara sirkuit
Collector dan Emitter. Hubungan antara rangkaian Input dan Output, Fitur aksi
transistor karena transistor yang memperkuat properti berasal dari kontrol konsekuen
yang diberikan oleh Base pada Collector ke Emitter.
Arus transistor dalam transistor NPN bipolar
adalah rasio dari dua arus ini (Ic/ Ib), disebut Gain Arus DC dan simbol dari
HFE atau sekarang Beta (β). Nilai β hingga 200 untuk
transistor standar, Rasio antara Ic dan Ib menjadi penguat ketika digunakan
diwilayah aktif karena Ib menyediakan Input dan Ic Output.
Arus Gain transistor terminal Kolektor dan Emitor, Ic/Ie,
disebut Alpha (α), dan merupakan fungsi dari transistor (elektron
menyebar di persimpangan). Karena arus emitor adalah jumlah dari arus basis
yang sangat kecil ditambah arus kolektor yang sangat besar, nilai alfa (α), dan
untuk transistor sinyal daya rendah khas, nilai ini berkisar 0,950 ke 0,999.
Hubungan α dan β dalam Transistor
NPN
c)
Transistor
pnp
Transistor Positif-Negatif-Positif. Lapisan
material N-Negatif diantara dua Lapisan P-Positif. Tiga terminal Basis (B),
Kolektor (C) dan Emitor (E) dan menghubungkan transistor ke papan sirkuit.
Transistor PNP memiliki karakteristik sangat
mirip dengan NPN Bipolar, kecuali Polaritas (Biasing) dari
arah arus dan tegangan dibalik untuk salah satu dari tiga konfigurasi, Common
Base, Common Emitter dan Kolektor Biasa.
Tegangan antara Base-Emitter (VBE),
Negatif pada Base dan Positif pada Emitter untuk transistor PNP, Terminal Base
selalu Bias Negatif terhadap Emitter. Juga Tegangan Suplai Emitor Positif
sehubungan dengan Kolektor (VCE). Jadi untuk transistor PNP untuk melakukan
Emitter selalu lebih Positif sehubungan dengan Basis-kolektor.
Emitter terhubung ke tegangan suplai VCC dengan Resistor Beban,
RL yang membatasi arus maksimum yang mengalir melalui perangkat yang terhubung
ke terminal Kolektor. Basis tegangan VB yang Bias Negatif terhadap Emitter dan
terhubung ke Resistor Basis RB, untuk membatasi Arus Basis Maksimum.
Untuk menyebabkan Arus Base mengalir dalam transistor PNP, Base
harus lebih Negatif daripada Emitter (Arus meninggalkan Basis) sekitar 0,7 volt
(Silikon) atau 0,3 volt (Germanium). Rumus untuk menghitung Basis Resistor,
Arus basis atau Arus Kolektor sama dengan Transistor NPN yang setara.
d)
Kapasitor
Kapasitor adalah sebuah benda yang dapat menyimpan muatan
listrik. Benda ini terdiri dari dua pelat konduktor yang dipasang berdekatan
satu sama lain tapi tidak sampai bersentuhan. Benda ini dapat menyimpan tenaga
listrik dan dapat menyalurkannya kembali, kegunaannya dapat kamu temukan
seperti pada lampu flash pada camera, juga banyak dipakai pada papan sirkuit
elektrik pada komputer yang kamu pakai maupun pada berbagai peralatan
elektronik. simbol kapasitor adalah :
Berikut contoh cara membaca kapasitor
Kode : 473Z
Nilai Kapasitor = 47 x 103
Nilai Kapasitor = 47 x 1000
Nilai Kapasitor = 47.000pF atau 47nF atau 0,047µF
Huruf dibelakang angka menandakan Toleransi dari Nilai Kapasitor tersebut,
Berikut adalah daftar Nilai Toleransinya :
B = 0.10pF
C = 0.25pF
D = 0.5pF
E = 0.5%
F = 1%
G= 2%
H = 3%
J = 5%
K = 10%
M = 20%
Z = + 80% dan -20%
untuk menentukan nilai kapasitor, dapat menggunakan rumus
:
e)
Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama
yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low
power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Pada dasarnya, relay terdiri dari 4 komponen
dasar yaitu:
1. Electromagnet coil
2. Armature
3. Switch contact point (saklar)
4. Spring
5.
Dioda
6.
Op-amp
Penguat operasional atau yang dikenal sebagai
Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi
sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp
memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi
keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan
dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik,
diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth
tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input
(Eo = 0 untuk Ein = 0)
Grafik input dan output op-amp
7.
Motor
Motor Listrik DC atau DC
Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik
menjadi energi kinetik atau gerakan (motion).
Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC
Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current)
untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada
perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC
seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena
elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan,
permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang
berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke
utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub
selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet
maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan
berhenti.
Motor DC juga relatif
mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan
kumparan motor DC ditunjukkan dalam persamaan berikut :
Gaya
elektromagnetik : E = K Φ N
Torque
: T = K Φ Ia
Dimana:
E
=gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal kumparan motor DC (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan.
N
= kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T
= torque electromagnetik
Ia = arus kumparan motor DC
K
= konstanta persamaan
8. Sensor LDR
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ) pada nisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.
9. Sensor Infrared
Keterangan :
- Led Infa-red berfungsi sebagai pemancar atau transceiver
- Led Photodiode sebagai penerima atau receiver
- IC Comparator berfungsi sebagai pembanding tegangan input dengan tegangan dari photodiode
- Led Power sebagai indikator adanya tegangan input yang masuk ke dalam module
- Led status sensor sebagai indikator saat sensing sesuai dengan setting nilai trimpot maka menyala, sedangkan kondisi normal akan dalam kondisi mati
- Untuk kaki pin dari module sensor yaitu antara lain GND, VCC,dan Digital Output
Spesifikasi lainnya :
- Ukuran modul sensor : 3.1 x 1.5cm
- Sensor dapat mendeteksi pada jarak 2 – 30 cm pada sudut deteksi 35°
- Terdapat lubang baut untuk instalasi
- Menggunakan ic comparator LM393
4. Prosedur
Percobaan
Sensor PIR merupakan sensor yang dapat mendeteksi pergerakan,
dalam hal ini sensor PIR banyak digunakan untuk mengetahui apakah ada
pergerakan manusia dalam daerah yang mampu dijangkau oleh sensor PIR.
Pada percobaan kali ini sensor PIR digunakan untuk
menghidupkan kran, jadi secara otomatis kran akan hidup atau berputar jika
sensor mendeteksi adanya objek atau manusia didekatnya. Seperti gambar dibawah
ini
Percobaan ini menjelaskan bahwa jika sensor PIR membaca atau
mendeteksi objek seperti ayam, maka sensor akan memberikan tegangan yang
akan mengaktifkan relay dan motor akan bergerak. Motor disini merupakan putaran
kran sehingga jika motor bergerak pintu kandang ayam akan terbuka.
5. Rangkaian
Simulasi
6. Video
7. Link Download
Data sheet OP-AMP : LINK
Data sheet Transistor 2N222 : LINK
Data sheet Sensor PIR : LINK
Data sheet resistor : LINK
Data sheet Relay : LINK
Data sheet Sensor LDR : LINK
Data sheet Sensor Infrared : LINK
Simulasi rangkaian : LINK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar